Rabu, 14 Oktober 2015

Apa Yang Perlu Diukur Dalam Bisnis?

Tak ubahnya sport game yang memiliki istilah dan ukuran tertentu, bisnis pun serupa. Misalkan dalam pertandingan sepakbola, seorang manajer mengambil keputusan berdasarkan skor goal saat ini, persentase penguasaan bola, persentase shoot on goal, dan sebagainya.

Lalu dalam bisnis, ukuran apa saja yang penting untuk diukur dan diketahui. Sebenarnya ada banyak, tapi untuk pendahuluan, paling tidak ada 4 hal yang penting untuk diukur dalam bisnis. Dan karena 4 hal ini lah, yang membentuk standar Laporan Keuangan itu.

1. Arus Kas, ditunjukkan dalam Laporan Arus Kas.
Bisakah kamu menjalankan bisnis tanpa tau jumlah kas saat ini, berapa uang masuk dan keluar           secara tunai? Mana uang kas yang berasal dari operasional bisnis, mana yang bukan.
Ya mungkin bisa, kalau hanya sekedar bisa. Tapi sebentar saja, bisnis seperti ini pasti akan bermasalah.

2 .Profit, ditunjukkan dalam Laporan Laba/Rugi
Apa bedanya profit dan kas? Ini pertanyaan yang sering diajukan pebisnis pemula. Begini sederhananya.
Kalau kamu membuat barang dengan modal Rp 10.000 dan menjual seharga Rp 25.000, artinya profitmu (kotor) sebesar Rp 25.000- Rp 10.000 = Rp 15.000. Lalu berapa Arus Kas yang terjadi, apakah Rp 15.000 juga? Ya belum tentu, kalau konsumen mu berutang alias bayar mundur. Arus Kas mu bisa jadi malah minus Rp 10.000 (Rp 0- Rp 10.000).

Dalam prakteknya, profit dan arus kas bisa jadi sangat berbeda jumlahnya, sehingga kedua nya penting untuk diatur. Profit itu berdasarkan transaksi yang terjadi, Arus Kas berdasarkan uang tunai riil yang masuk dan keluar.


3. Dividen/Prive, ditunjukkan dalam Laporan Perubahan Modal (Laporan Dividen)
Kita berbisnis, tentu untuk diambil hasilnya oleh kita. Dalam perusahaan yang telah mapan dan terstruktur seperti PT misalnya, pengambilan hasil keuntungan oleh pemilik biasanya dilakukan dalam rentang waktu yang disepakati. Misal setahun sekali. Inilah yang sering disebut Dividen, atau SHU (Sisa Hasil Usaha) pada Koperasi.

Tapi pada kebanyakan bisnis kecil, sering pengambilan tidak teratur, tergantung kebutuhan. Untuk gampangnya, hal ini sebut saja Prive. Hakikatnya sama saja sebenarnya Dividen dan Prive ini, pengambilan dana perusahaan oleh pemilik.


4. Aset, ditunjukkan dalam Neraca Keuangan (Laporan Aset)
Setiap perusahaan atau bisnis yang berjalan pasti punya aset. Jumlah kas yang tersedia itu termasuk     aset. Dan bukan hanya itu, perusahaan juga punya inventori/stok barang, utang-piutang, peralatan       yang digunakan dalam operasional, modal yang disetor, dan sebagainya.


Lalu, apakah kita harus mengetahui dan mengatur semuanya? Jawabannya sangat tergantung dengan kondisi atau tahap bisnis mu. Bisnis yang masih sangat kecil dan sederhana mungkin cukup mengatur Arus Kas saja. Tetapi semakin besar dan kompleks bisnismu, semakin terasa kebutuhan untuk mengatur semuanya semakin lengkap.

Saya membuat konsep, yang saya namakan “4 Level of Entrepreneurial Accounting”. Penjelasan nya seperti pada tabel di bawah ini.


Nah, berada dimanakah level bisnis kita saat ini? Tentu kembali kepada kita masing-masing.

Pada postingan yang akan datang, saya akan menjelaskan tentang detail jenis-jenis Laporan Keuangan dan saya akan mencoba membuat suatu metode “self-assesment” untuk memberikan perkiraan, dimana sebaiknya level pencatatan keuangan bisnis kita dilakukan.  

Senin, 05 Oktober 2015

Tutorial Singkat Akunting Mudah

Kami telah merancang AkuntingMudah menjadi software akuntansi yang mudah dipahami dan dapat digunakan siapa saja. AkuntingMudah akan membantu pencatatan keuangan bisnis menjadi Lebih Mudah dipahami, Lebih Cepat dikerjakan, serta 100% Akurat menghasilkan Laporan Keuangan.

Cara kerja AkuntingMudah pada intinya terdiri dari 3 tahap proses:


Kamu hanya perlu bekerja pada Tahap 1 (Laman Catat Transaksi dan HPP), menginput data sesuai dengan transaksi bisnis yang terjadi serta meng-customize sesuai kebutuhan bisnis mu. Sedangkan Tahap 2 dan Tahap 3 akan otomatis diproses oleh software secara riil time. Tujuan utama akuntansi adalah menghasilkan Laporan Keuangan seperti yang dihasilkan dalam Tahap 3.

CATAT TRANSAKSI

Setelah login, kamu akan langsung masuk ke halaman Catat Transaksi, yang terdiri dari Transaksi Rutin dan Transaksi Non Rutin. Ini dibedakan berdasarkan frekuensi terjadinya suatu kategori transaksi, seperti yang terlihat pada tabel di bawah. Dengan sedikit berlatih, Anda akan dengan cepat memahami proses nya.



Halaman Catat Transaksi secara umum terdiri dari beberapa kolom yang harus diisi dan dapat dicustomize sesuai dengan transaksi bisnis mu masing-masing.


TRANSAKSI RUTIN

A. PENDAPATAN : Sering juga disebut omset, sales, revenue, ataupun penjualan. Intinya semua pendapatan yang kamu terima dari penjualan produk atau jasa.

Contoh : Tanggal 1 Desember 2013, kamu dikontrak untuk jasa pembuatan web PT. Sejahtera sebesar Rp 10.000.000. Maka dicatat seperti ini:


B. BAHAN BAKU :  Barang-barang yang kamu beli untuk diolah (ataupun dijual langsung) untuk menghasilkan Pendapatan. Untuk bisnis jasa, maka bahan baku dapat dianggap tidak ada.

Contoh: Tanggal 13 Desember 2013, Distro mu membeli bahan katun kombat warna putih sebanyak 50 kg dengan harga Rp 15.000/kg secara non tunai, dengan uang muka Rp 100.000 dari Toko Sakura. Maka dicatat seperti ini:


C. BIAYA : Adalah biaya yang kamu keluarkan untuk mendukung operasional atau produksi. Tetapi tidak termasuk Peralatan dan Properti yang kamu miliki. Misalnya:Gaji karyawan, Listrik, Air, Adminitrasi, Marketing, dll.

Contoh: Tanggal 14 Desember 2013, kantormu membayar honor SDM untuk proyek pembuatan Bisnis Plan di Bogor sebesar Rp 5.000.000. Dicatat seperti ini:


D. TERIMA PIUTANG: Piutang terjadi ketika ada penjualan, namun uang tunai belum diterima. Ketika uang diterima, maka dicatat di bagian ini.

Contoh: Tanggal 17 Desember 2013, kamu menerima pembayaran piutang dari jasa pembuatan web bulan Oktober 2013 dari PT. Sejahtera.


E. BAYAR UTANG : Utang terjadi ketika kamu membeli sesuatu, namun belum dibayar tunai. Atau terjadi ketika kamu meminjam uang ke Bank atau pihak lain.

Contoh: Tanggal 20 Desember 2013, Distromu melunasi tagihan pembelian katun kombat dari Toko Sakura sebesar Rp 650.000.



TRANSAKSI NON RUTIN

F. PERALATAN: Adalah alat atau barang yang kamu gunakan dalam proses produksi atau pendukung operasional. Misalnya: komputer, peralatan masak (untuk resto), peralatan tukang dll.

Contoh: Pada tanggal 21 Desember, kamu membeli 2 unit Komputer baru untuk peralatan kantor sebesar @Rp 4.000.000, yang diperkirakan umur ekonomis/masa pakai nya 4 tahun.


G. PROPERTI : Adalah bangunan dan tanah yang kamu sewa atau miliki, yang digunakan dalam operasional.

Contoh: Pada tanggal 22 Desember 2013, kamu menyewa Ruko di Jl. Kartini sebesar Rp 40.000.000 selama 2 tahun (atau Rp 20.000.000/tahun).


H. UTANG BANK/INVESTOR: Apabila kamu meminjam uang pada Bank atau Investor lain, yang harus diangsur pengembaliannya, plus biasanya dikenakan bunga pinjaman.

Contoh: Tanggal 23 Desember 2013, kamu meminjam uang ke BCA untuk menambah modal sebesar Rp 50.000.000.


I. MODAL : Uang ataupun aset yang diinvestasikan dalam perusahaan, dan diberikan imbalan saham/kepemilikan kepada yang bersangkutan.

Contoh: Tanggal 25 Desember 2013, rekan kamu bernama Badu memasukkan modal sebesar Rp 20.000.000.


J. DIVIDEN/PRIVE: Sebagian uang perusahaan ataupun bagian keuntungan yang diambil pribadi pemilik.

Contoh: Pada tanggal 29 Desember 2013, karena suatu hal Badu meminta ijin untuk boleh mengambil prive dari bisnis kalian sebesar Rp 250.000.



HPP

K. HPP/ Bahan Baku Terpakai:  HPP (Harga Pokok Produksi) adalah bahan baku yang sudah terpakai atau terjual. AkuntingMudah menggunakan metode periodik bulanan serta Harga Rata-Rata, karena menurut kami ini adalah cara yang relatif mudah namun akurat dalam menentukan HPP.
HPP dihitung dengan rumus = (Stok Awal+Stok Masuk-Stok Akhir) x Harga Rata-Rata.

Contoh:Tanggal 31 Desember 2013, kamu menghitung sisa akhir bahan baku untuk menentukan HPP bulan Desember 2013, dimana Beras yang tersisa tinggal 75 kg, daging ayam sisa 21 ekor.



Apabila seluruh contoh transaksi di atas dikerjakan dengan benar, maka akan menghasilkan Daftar Transaksi atau disebut juga Jurnal Umum seperti di bawah ini.


Output yang paling penting dari seluruh contoh aktifitas yang kamu lakaukan di atas adalah Laporan Keuangan, yang terdiri dari Neraca, Laba Rugi, Dividen, dan Arus Kas. Laporan ini akan dihasilkan secara otomatis dan riil time. Mengenai detail dan penjelasan tentang Daftar Transaksi dan Laporan Keuangan , akan segera ditulis berikutnya. Jadi ikuti terus blog kami.

Selamat belajar, berlatih, dan bekerja...